
TETAPLAH TIDUR MENDENGKUR Kumpulan Puisi Bambang Widiatmoko; Interlude. Cetakan I, Juli 2024x+134hlm; 14 ×21cm
Puisi membuat saya bisa sedikit menata napas perjalanan hidup. Bagaimanapun, puisi telah menjadi ruang mewah untuk berhadap-hadapan dengan apa yang terjadi di dalam dan luar diri dengan intim, tidak buru-buru. Tetaplah Tidur Mendengkur ini pun menjadi semacam pengingat saya untuk tetap menulis puisi. Mengamankan segenap peristiwa dari serangan ketakbermakanaan. Puisi selalu memberi ruang untuk makna, peristiwa, dan banyak hal lainnya.