
Kamus Kuliner Indonesia, Ridha Mashudi Wibowo, Interlude 2025; 15x23cm; viii+340hlm
Kamus ini lahir dari keprihatinan dan sekaligus kecintaan pada bahasa dan budaya. Dalam proses penyusunan, menggali data melalui berbagai cara: wawancara dengan orang tua dan tokoh lokal, pencatatan pengalaman kuliner sehari-hari, hingga penelu-suran sumber pustaka populer dan digital. Setiap entri kemudian dikembangkan dan dirapikan sesuai kaidah leksikografi. Kamus ini tidak dibangun dengan ambisi ensiklopedik, melainkan dengan semangat partisipatif—sebuah kontribusi kolektif yang jujur, otentik, dan merepresentasikan lintas pengalaman serta perspektif.